Senja mulai beranjak, meninggalkan serpihan serpihan sepi yang menggorogoti jiwaku, dan kini malam mulai merentang jala gelap yang menakutkan bagiku, walaupun jutaan cahaya menerangi, mencoba melawan mekanisme alam.
Ribuan wajahpun telah hadir di hadapanku, senyum memikat dan wajah yang nyaris sempurna, tak satupun yang bisa mengalihkan pikiranku darimu. Bahkan maha karya manusia ada di sini, kupandangi dan kukagumi, tapi tetap saja hatiku kosong, tetap saja hatiku selalu mencarimu, hingga sesekali letih menghampiri. Aku tersandung dan terjatuh. Berkali-kali. Ingin rasanya kuhempaskan semua kesakitan ini.
Mungkin ruang dan waktu benar benar telah memisahkan kita, aku menapaki jalan jalan panjang sendiri tanpa tahu kau ada di mana. Tapi sungguh aku berharap, saat ini senyum menghiasi bibirmu, dan aku yakin kau memang tersenyum bahagia.
Kini aku melangkah gontai, entah saat mentari atau rembulan yang menghiasi bumi, aku tak pernah perduli. Aku hanya mencarimu, sambil mengumpulkan kepingan-kepingan puzzle kehidupan, seraya berharap kelak menjadi lukisan yang sangat indah, yang akan kupersembahkan padamu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar