Minggu, 06 November 2011

The Alchemist

The Alchemist, buku hiburan lebaranku selanjutnya. Buku ini dikarang oleh Paulo Coelho. Seharusnya aku menuliskan resensi buku buku yang kubaca di Goodreads, salah satu tempat untuk penikmat buku untuk menuliskan resensi dan kesannya tentang buku-buku yang dibacanya, tapi resensiku masih resensi kelas teri, yang rasanya masih memalukan di baca di forum seperti itu (tau diri juga, hahaha).

Buku the alchemist ini menurutku bisa dikategorikan buku filsafat atau bisa juga dikategorikan buku inspirasi, tapi itu menurutku. Buku ini menarik karena dikemas dalam cerita ringan yang sangat mudah dipahami  dan berisi banyak nasehat nasehat tentang kehidupan.

Dalam buku ini dikisahkan tentang serang anak gembala yang dari kecil bercita-cita untuk mengembara di dunia ini. Awalnya orang tuanya menginginkan anak itu menjadi pastor, tapi karena keinginannya mengembara, maka kebiasaan di Spanyol membawanya menjadi seorang pengembala. Dengan berbekal sedikit warisan, sang anak akhirnya membeli domba dan dia berkelana mengelilingi Spanyol dengan domba-dombanya.

Pada suatu saat, anak itu bermimpi, dalam mimpi ia diberi petunjuk bahwa ada lokasi harta karun di Piramida Mesir. Mimpi itu terjadi berulang ulang, hingga sang anak akhirnya menemui peramal yang mengatakan bahwa mimpi itu menunjukkan seperti apa yang harusnya ditunjukkan. Anak itu merasa kecewa, hingga akhirnya bertemu dengan seorang bijak yang meyakinkannya untuk meraih takdirnya itu. "Saat kau menginginkan sesuatu, maka seluruh jagad raya bersatu padu membantumu", kata-kata orang bijak itu memenuhi benaknya di hari-hari selanjutnya.

Wejangan wejangan yang diberikan orang tua yang asing itu membuatnya merasa keinginannya untuk meraih mimpinya semakin kuat. Dia akhirnya menjual dombanya, lalu dengan biaya itu, iya menuju benua Afrika, negara yang baginya sangat asing karena bahasanya asing baginya (arab) dan mendapati komunitas baru yang menurutnya menganut agama yang tradisi ibadahnya aneh (Islam). Tapi demi tekadnya, ia rela mempelajari adat di daerah itu, dengan resiko awal iya kehilangan semua hartanya karena dicuri. Sebelum pencurian terjadi, seseorang dengan ramah mendekatinya, dan seseorang yang lain memarahinya dengan bahasa yang tidak dipahami, sehingga sang anak memilih orang bersahabat padanya yang ternyata mengambil semua uangnya. Dari situ ia belajar, bahwa sesungguhnya orang yang marah sebelumnya hendak menasehatinya bahwa pemuda yang dipilihnya sebagai teman adalah seorang penjahat, tapi seperti manusia pada umumnya, "hanya melihat apa yang ingin dilihat, bukan apa yang sebenarnya terjadi".

Setelah kesialan yang menimpanya, akhirnya ia memperoleh keberuntungan, dengan bekerja pada seorang pedangang kristal, yang juga merasa diuntungkan dengan kehadiran anak ini. Menurutnya hal ini adalah pertanda yang telah termaktub dalam kisah mereka. Dari pertanda pertanda inilah, akhirnya sang anak belajar untuk memahami alam, dalam artian memahami alam harus mengetahui jiwa dari alam itu. Jika telah memahami jiwa dari alam, maka manusia akan mampu membaca pertanda pertanda yang dikirimkan oleh alam.

Dalam perjalanan selanjutnya, setelah sukses berbisnis kristal, akhirnya sang anak ingin kembali menajadi pengembala, tapi dalam perjalanan pikirannya membaca pertanda, dia mengikuti kata hatinya menuju Mesir.  Perjalanannya menuju Mesir membuatnya semakin mahir membaca pertanda alam, dan berhasil menghindarkan oase dari penjahat setelah membaca pertanda yang dibacanya lewat pergerakan burung elang. Dan di oase itu, iya menemukan seorang wanita yang membuatnya jatuh cinta, yang dikenalnya bernama Fatimah, dan selalu menjadi tujuannya untuk kembali.

Pada akhirnya, anak tersebut dalam perjalanannya bertemu dengan sang alchemist, yang mengajarinya lebih banyak lagi tentang pertanda alam dan kekuasaan Tuhan, yang menghantarnya ke mimpinya di Piramida Mesir. Dengan takjub iya menangis, dan menggali harta karun seperti dalam mimpinya, hanya saja malang baginya, penjahat datang dan membuatnya babak belur. Setelah puas menyiksanya penjahat itu akhirnya menceritakan mimpinya yang sama, tentang seseorang yg datang padanya dan mengatakan bahwa ia harus ke Spanyol, di suatu ladang gembala, di mana di tempat itu ada gereja yang di depannya ada pohon Scymore, di bawah pohon itulah harta karun tersimpan. Lalu pernjahat itu pergi dan menertawainya, karena percaya bahwa anak itu telah melakukan kesia siaan, menuju mesir demi mewujudkan mimpi.

Betapa bersukacita anak tersebut mendengarkan perkataan penjahat itu, dia tertawa karena bahagia, mengenang kata-kata seorang bijak, "Dengarkanlah suara hatimu, karena di mana hatimu berada, di situlah hartamu." Pohon scymore yang dilukiskan adalah pohon di mana iya biasa menghabiskan hari-harinya mengembala, dan ia memahami bahwa tujuan mimpinya adalah untuk datang mendengar lokasi harta karun yang sebenarnya.

Anak gembala tersebut pada akhirnya berhasil menemukan harta karun yang tersimpan di bawah pohon scymore, tapi yang terpenting dari semua itu adalah ia akhirnya memahami banyak hal dalam dunia ini, bahwa masa depan yang bisa kau lihat hari ini, memang dimaksudkan oleh Tuhan bahwa kau harus mengubahnya, tetapi sesuatu yang memang dirahasiakan, tidak dimaksudkan Tuhan untuk diubah.

Banyak hal yang dapat dipetik dari buku ini, yakni :
  1. Setiap orang di dunia ini, apapun pekerjaannya, memainkan peran penting dalam sejarah dunia, dan biasanya orang tersebut tidak menyadarinya.
  2. Orang yang takut mati, lebih sadar akan hidup mereka dan menghargainya
  3. Rahasia kebahagiaan adalah menikmati segala hal yang menakjubkan di dunia ini tanpa melupakan hal-hal kecil di sekeliling kita.
  4. Sebagian besar manusia hanya ingin melihat apa yang ingin dilihat, bukan apa yang sebenarnya.
  5. Dengarkan suara hatimu, karena di mana hatimu berada, di situlah hartamu.
Masih banyak nasehat dalam buku ini, dan kisah-kisah kecil yang tercantum di dalamnya yang tak dapat kutuliskan semua. Intinya, buku ini kukategorikan sangat menarik dan sangat menghibur.

Sekarang beralih ke buku selanjutnya, sebelum rasa kantuk menyerangku lagi....

2 komentar:

  1. kakak...bolehkah dipinjam? soalnya dulu saya belom selesai baca... hihihhii :D dan masih penasaran..

    BalasHapus
  2. Boleh ade, ke kantor saja, tapi the alchemist ini bukan punyaku, jadi waktunya terbatas :D

    BalasHapus