Senin, 15 Februari 2010

Ankabut

Kulihat sesosok mahklukNya begitu unik,
Dia rajut benang emasnya dengan keikhlasan,
Helai demi helai...,Masa demi masa,
Dia jalankan takdirnya penuh kepasrahan.

Seringkali badai merobek jala hatinya,
Tetapi dia selalu tersenyum penuh kesabaran,
Dia sulam dengan airmata kebahagiaan,
Demi menjaring getar getar hidayahnya.

Kala surya menyapa peraduannya,
Butiran kristal menghiasinya istananya,
Begitu indah dan mempesona,
Bagaikan kemilau embun syurga.

Ya Rabb bisakah aku merajut perintahMu,
Ya Rabb bisakah aku menyulam kehendakMu,
Bagaimana aku harus menjaring cahayaMu,
Sementara dunia dan nafsu terus menipuku.

Nafas demi nafas...,Detik demi detik,
Ku terus mengukir dosa dengan iblis,
Ku hiasi istanaku dengan kesombongan,
Ku tutup kalbuku dengan tirai keangkuhan.

Luasnya samudra tak sanggup menampung dosaku,
Tingginya gunung tak sanggup menyamai dosaku,
Sementara sang waktu terus memburuku,
Dan Al maut terus membayangi langkahku,

Ya Rabb Engkaulah Yang maha pemilik Cahaya,
Ya Rabb Engkaulah Yang maha pemilik Hidayah,
Ya Rabb Engkaulah Yang maha membimbing,
Ya Rabb Engkaulah Yang maha pengampun,

Engkau ciptakan segalanya dengan sempurna,
Engkau ciptakan segalanya dengan ukuran,
Tidakkah aku memetik pelajaran dari Dia,
Dia sang guru...,Dialah sang Ankabut.



From C.A.

15-02-2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar